Transit di bandara itu ribet nggak sih?

Transit Signage (foto : www.exteriores.gob.es)
Transit Signage (foto : http://www.exteriores.gob.es)

Data Alexa untuk blog ini menunjukkan sekitar 70% pengunjung blog datang dari mesin pencari. Dari dashboard wordpress diketahui kata kunci yang paling sering digunakan. Dan salah satu yang sering dicari adalah tentang transit di bandara. Ada kalanya, penumpang mesti melakukan transit jika rute yang diterbangi bukan rute langsung. Misalnya, penerbangan Jakarta London dengan Emirates, penumpang dari Jakarta akan terbang dulu ke Dubai dan transit di Dubai sebelum melanjutkan penerbangan ke London dengan pesawat Emirates yang lain. Bagi yang belum pernah transit, ini akan menjadi kekuatiran. Tapi transit akan selalu ribet? Jawabannya tergantung tiket yang kita beli.

Setidaknya ada 3 varian untuk penerbangan dengan transit. Ilustrasi berikut akan membantu memudahkan untuk mengenali perbedaannya.

Transit dalam 1 airline. Inilah transit yang paling sederhana. Ambil contoh penerbangan Jakarta Soekarno Hatta menuju London Heathrow (LHR) tadi. Penumpang yang memesan penerbangan Emirates untuk rute ini akan mendapatkan 1 kode booking. Dengan begitu, saat transit di Dubai, penumpang tinggal mencari gate lanjutan yang tertera di papan informasi. Boarding pass untuk sektor Dubai-London sudah dicetak saat check-in di Jakarta, tetapi nomor gate terkadang belum muncul atau berbeda karena perubahan saat-saat terakhir. Saat transit ini penumpang tidak perlu melewati imigrasi, paling hanya pemindain sinar-x.

CGK-LHR

Transit dalam 1 aliansi atau code sharing. Ini adalah penerbangan yang dilayani lebih dari satu airline, tetapi semua airline ini berada dalam aliansi yang sama atau ada perjanjian code-sharing antar kedua airline. Kode booking juga hanya satu. Transit jenis ini pada dasarnya sama dengan transit 1 airline, hanya saja kode penerbangan lanjutan akan memiliki lebih dari 1 kode.

CGK Moscow Alianse

Penumpang dari Jakarta menuju Moscow, berangkat transit di Bangkok sementara pulangnya transit di Hongkong. Sektor Jakarta-Bangkok akan dilayani oleh Garuda Indonesia, sementara Bangkok-Moscow Sheremetyevo menggunakan pesawat Aeroflot. Garuda dan Aeroflot berada dalam aliansi yang sama, SkyTeam. Sektor Jakarta-Bangkok, Aeroflot akan menempatkan kode rute meskipun pesawat Garuda yang terbang. Begitu juga saat sektor Bangkok-Moscow, Garuda akan menempatkan kode penerbangan yang dioperasikan Aeroflot. Saat di Bangkok, penumpang tinggal menuju gate lanjutan yang tertera di papan informasi. Bagasi juga akan langsung dipindahkan.

Transit beda airline. Terkadang karena kondisi tertentu, penumpang tidak bisa mendapat tiket terusan dalam 1 airline atau aliansi. Jika ini yang terjadi maka penumpang harus membeli tiket lebih dari satu.  Misalnya, penumpang dari Sumenep menuju Singapura. Sumenep-Surabaya dilayani dengan Wings Air, sementara Lion Air Group tidak memiliki rute langsung Surabaya-Singapura. Penumpang harus membeli tiket Sumenep Surabaya IW 1809 berangkat 13:45 sampai 14:20. Kemudian membeli tiket Surabaya-Singapura terpisah, ambil contoh .

SUP-SIN multi airline

Saat di bandara Juanda, penumpang harus mengambil bagasi yang dibawa dari Sumenep, bergegas pindah ke Terminal 2 Juanda yang cukup jauh dari Terminal 1. Kemudian melakukan proses check-in (jika belum) di check-in counter Silk Air dan memasukkan bagasi. Sesudahnya penumpang melewati imigrasi untuk pemeriksaan passport. Cukup merepotkan dan berisiko jika penerbangan Wings Air dari Sumenep mengalami keterlambatan. Jika menggunakan tiket seperti ini, pastikan jarak antar penerbangan cukup aman.

Baca juga : Beli tiket terusan untuk menghindari kerepotan perjalanan

 

Satu respons untuk “Transit di bandara itu ribet nggak sih?”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s