Kertajati International Airport (IATA:KJT) akan beroperasi sebentar lagi. 1 Mei ditetapkan sebagai soft launching dan akan digunakan pertama kali sebagai embarkasi haji Jawa Barat mulai 15 Juli 2018. Bandara ini dibangun untuk menggantikan Bandara Husein Sastranegara yang berada di tengah kota BANDUNG. Design BIJB tampak modern dan menempati lahan sangat luas. BIJB juga dirancang sebagai aero city, dan kabarnya pabrik pesawat akan pindah ke kawasan ini juga. Selain melayani Bandung Raya, bandara ini dirancang melayani penumpang dari Cirebon sekitar dan sisi barat Jawa Tengah. Itulah kenapa bandara ini dinamai Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Namun, sebagai pengganti bandara Husein, faktanya BIJB berjarak cukup jauh dari Bandung, 68 km. Saat ini, akses dari dan ke Bandung menuju BIJB ini masih menggunakan jalan arteri yang ada atau memutar dengan melalui tol Cipali. Dalam beberapa tahun di awal operasionalnya nanti, bandara ini masih akan terisolasi terutama bagi penumpang dari/ke Bandung. (foto : bijb.co.id)
Dari gambar-gambar, BIJB didesain mengikuti trend bandara international saat ini. Bangunan sisi darat di desain modern dengan fasilitas terbaru. BIJB bukan sekedar bandara tapi dikembangkan sebagai Aerocity.

BIJB dikembangkan jangka panjang. Jangka panjang BIJB dirancang dapat menampung 18 juta penumpang dengan 2 landasan pacu. BIJB dapat didarati pesawat berbadan lebar, yang tidak memungkinkan mendarat di Husein Sastranegara. Bandara ini juga berfungsi sebagai bandara transit, tidak lagi sebagai bandara tujuan (destination airport).
Tidak ada issue berarti dari sisi bandara. Issue besarnya adalah pada akses penumpang menuju BIJB. Perencanaan yang tak terintegrasi menyebabkan akses bandara belum cukup siap saat BIJB mulai beroperasi nanti. Idealnya, tol penghubung sudah beroperasi berbarengan beroperasinya BIJB, begitu juga dengan transportasi masal. BIJB perlu kereta bandara karena jarak yang cukup jauh dari Bandung. Tak seperti Kualanamu Airport, dimana kereta bandara siap saat bandara dioperasikan.
Akses Tol. Mengutip informasi dari situs resmi BIJB, Tol Cisumdawu dan Tol Cipali merupakan akses utama menuju BIJB. Sebenarnya Tol Cisumdawu mulai dibangun pada tahun 2011 dan diperkirakan akan beroperasi paling cepat pada tahun 2019. Saat BIJB beroperasi, tol Cisumdawu dipastikan belum tersambung utuh. Sementara Tol Cipali saat ini sudah beroperasi, tetapi jarak tempuh dari Bandung lebih jauh lagi. Penumpang dari dan ke Bandung bisa jadi akan lebih memilih terbang dari Soekarno Hatta atau Halim Perdanakusuma karena menawarkan pilihan rute dan harga lebih beragam. Meskipun BIJB bakal dapat diakses oleh dua jalan tol, publik bisa jadi mengeluhkan ketidaksamaan operasi antara kesiapan akses dan pembangunan bandara.
Penelusuran dengan Google Map (10/03/18 11:30). Jalur abu-abu menunjukkan rute menuju BIJB dengan melewati jalan tol kota Bandung kemudian disambung dengan jalan arteri. Dengan jalur ini, Gedung Sate dan BIJB berjarak 132 km dan ditempuh 3 jam 57 menit. Jalur lebih cepat disarankan melalui tol (Padaleunyi, Cikampek, Cipali) selama 2 jam 25 menit dengan jarak 177 km. Jika dibandingkan dengan bandara-bandara internasional di dunia lainnya, jarak tempuh keduanya masih jauh lebih lama.
Transportasi Massal. Seakan menutup kurang bagusnya perencanaan untuk akses dan transportasi massal, kemudian muncul wacana perpanjangan kereta cepat Jakarta Bandung menuju Kertajati Airport ini. Kereta cepat ini mungkin bisa jadi solusi karena dapat memangkas signifikan jarak tempuh, tapi perlu waktu sangat lama untuk menjadikannya nyata. Dan lagi tiket kereta cepat tidak bakal murah, kecuali ada subsidi tiket.
Dampak wisata Bandung. Dalam jangka panjang dan jika solusi transportasi massal terwujud, bandara ini bakal berdampak besar di kawasan lebih luas di Jawa Barat, termasuk Bandung. Namun, dalam jangka pendek penutupan bandara Husein dan beralih ke Kertajati akan berimbas pada industri wisata di Bandung. Kira-kira alasannya begini :
- Turis datang ke Bandung rata-rata tak menghabiskan waktu lama. Selain turis domestik, turis datang dari bandara Kuala Lumpur & Changi. Jarak Husein ke pusat kota sangat dekat, dan ditempuh tak sampai 1 jam. Bisa jadi turis akan berpikir 2x untuk mengunjungi Bandung karena lamanya (dan sulitnya) transfer bandara ke kota ini. Bayangkan berapa ongkos taxi menuju Bandung dari BIJB.
- Turis datang ke Bandung beralih melalui Soekarno Hatta Airport atau Halim. Ini sangat dimungkinkan karena transfer bandara lebih mudah. Kereta bandara SHIA akan segera tersambung ke Stasiun Manggarai dan dari sana dapat melanjutkan dengan kereta jika rencana menjadikan Stasiun Manggarai sebagai hub terwujud.
- Perpindahan ke moda transportasi lain. Penumpang dari timur, boleh jadi akan beralih ke kereta api dengan layanan yang makin bagus. Dengan kereta api, penumpang langsung menembus pusat kota.
- Penurunan jumlah turis merupakan mimpi buruk bagi bisnis perhotelan di Bandung. Padahal data BPS Oktober 2017, tingkat hunian kamar hotel berada di sekitaran 50%. Artinya saat ini hanya separuh kamar hotel yang terisi.
Jadi kuncinya adalah menyediakan akses dan transportasi massal dari BIJB secepat mungkin. Tanpa itu semua, BIJB akan lebih lama ‘terisolasi’.
*Tulisan ini mungkin menjadi pro & kontra. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika ingin berdiskusi
Baca juga : Citilink menjadi maskapai komersial pertama yang membuka rute ke Kertajati
Bandung ke timur ( Ciamis/Tasikmalaya) dan ke timur laut ( Cirebon) berkelok kelok, sering macet. Lebih baik disiapkan angkutan masal atau jalan tol yang terkoneksi ke bandara Kertajati