OpenTrip : Gaya traveling generasi milenial

Sunset @Selong Belanak Beach Lombok
Sunset @Selong Belanak Beach Lombok

Open Trip sedang digandrungi generasi milenial. Pada Open trip atau Trip Gabungan ini traveller melakukan trip bersama yang pesertanya terbuka untuk umum. Per definisi Open trip merupakan wisata gabungan untuk berlibur bersama ke suatu tempat dengan rencana perjalanan yang sudah tersusun rapi dari operator perjalanan. Biasanya, paket wisata yang ditawarkan pun tidak butuh waktu panjang. Para operator perjalanan itu bisa membuat rencana perjalanan untuk berlibur selama dua atau tiga hari saja, tempatnya pun tak terlalu jauh-jauh dari kota asal. Open trip disukai generasi milenial karena kemudahan dan fleksibilitas yang dimiliki, dan tentu saja karena trip ini berbujet rendah. (Foto : Sunset @Selong Belanak Lombok)

Apa yang membuat open trip begitu digilai para milenial? Mungkin alasan-alasan ini yang menjadikan open trip sesuai dengan kebutuhan mereka.

  1. Anti Mainstream
    Inilah uniknya OpenTrip, destinasinya anti mainstream yang nggak bakal ada di paket tour biasa. OpenTrip lebih ke tour minat khusus, meskipun ada juga yang digabungkan dengan destinasi mainstream lainnya. Pokoknya destinasinya dijamin instagramable lah. Ini karena operator/leader OpenTrip biasanya traveler yang punya jam terbang tinggi,  jadi punya banyak koleksi tempat-tempat unik.
  2. Mudah & Simpel
    Gadget & Milenials adalah pasangan yang tak terpisahkan. Begitu juga untuk kebutuhan nge-trip. Mereka akan memaksimalkan gadget untuk mencari info opentrip, bisa melalui web atau yang lebih sering menggunakan jejaring sosial & komunitas.
  3. Biaya hemat
    Untuk menekan biaya operator OpenTrip biasanya menggunakan tempat penginapan murah, sekelas bed&breakfast atau bahkan lodge. Transportasi yang digunakan juga bukan mobil/bus mewah, tapi biasanya tetap ber AC. Begitu juga dengan makanan, bukan restoran mahal tapi lebih sering foodstreet yang lagi hits di situ. Jadi biaya trip bisa lebih murah.
  4. Menambah teman
    Saat ikut opentrip, milenial akan bertemu dengan orang-orang baru. Orang-orang dengan latar belakang, hobby, mungkin bahasa berbeda. Tapi, bisa juga saat nge-trip ketemu orang-orang dengan kesamaan hobby. Milenial punya kesempatan menambah teman saat nge-trip ini.
  5. Berlatih Disiplin Waktu
    Jadwal open trip biasanya sudah disusun, dan sangat padat. Karena ngetrip dengan banyak orang maka milenial harus disiplin waktu, harus menghargai temen trip yang lain. Nah, jika selama ini tidak terlalu peduli dengan waktu, di sinilah saatnya berlatih untuk disiplin waktu.
  6. Mengasah kepedulian
    Karena satu rombongan trip tidak cukup banyak peserta, dipastikan satu rombongan akan dengan mudah saling mengenal. Sisi bagusnya adalah satu-sama lain saling peduli dan membantu. Jika mendapatkan kesulitan, teman trip inilah orang pertama yang dimintai pertolongan. Jadi tetap bersikap baik ke sesama peserta trip adalah wajib, is a must ya…

Populernya Open trip tak luput dari pihak yang tak bertanggung jawab. Meski tak banyak, sudah muncul beberapa kasus adanya operator palsu yang membawa duit peserta trip. Kasus lain adalah trip yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Penting untuk hal-hal berikut ya guys ..

  1. Cek Badan Hukum. Operator OpenTrip biasanya lahir dari komunitas dan sebagian tidak berbadan hukum. Kalau hal buruk terjadi, perserta trip dalam posisi lemah. Bisnisnya lebih pada kepercayaan. Ada baiknya memastikan bafan hukum operatornya atau sebisa mungkin menggunakan Open Trip Perseorangan.
  2. Cek akun media sosialnya. Dari sana, kamu akan mengerahui seberapa meyakinkan operator tersebut. Cobalah search dengan menggunakan hashtag nama operator. Dari sana juga dapat diketahui review atas operator tersebut.
  3. Cari operator dari marketplace open trip. Memilih operator dari market place berarti mengurangi risiko penipuan, karena ada pihak lain yang ikut mengawasi. Salah satu market place populer adalah Tripdixi.com.
  4. OpenTrip biasanya beroperasi sebagai tour local. Artinya peserta dan operator bertemu di meeting point yang ditentukan. Misalnya OpenTrip ke Bromo, meeting point bisa di Surabaya, Malang atau Probolinggo. Jadi untuk kamu yang dari Jakarta mesti ngurus tiket sendiri dari Jakarta ke meeting point itu.
  5. Operator OpenTrip biasa minta uang muka dulu sebelum trip dimulai, ada juga yang harus bayar penuh sebelum trip. Jangan pilih operator yang mewajibkan pembayaran penuh.
  6. Jaga ekspekstasi jangan terlalu tinggi. OpenTrip berbeda dengan paket tour biasa, dimana semuanya sudah diatur & dilayani. Begitu juga dengan kamar tidur, sekamar bisa diisi berempat. Tak bisa lagi manja, mesti mandiri

Selamat nge-trip

3 respons untuk ‘OpenTrip : Gaya traveling generasi milenial’

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s