
Ke Shanghai kali ini sebenarnya hanya untuk nonton turnamen tennis Shanghai Rolex Master. Kebetulan pemain favorit saya, Roger Federer, tampil. Rafael Nadal, Alezander Zverev, Marin Cilic juga ambil bagian. Turnamen digelar agak di luar kota Shanghai yakni Qizhong Tennis Center. So, jam 1 siang sampe dengan 10 malam lebih banyak berada di lapangan tennis, sisanya baru untuk jalan-jalan. Ni hao Shanghai. (foto : The Bund at night)
Sebenarnya ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Shanghai, Garuda Indonesia & China Eastern Airline, tapi saya memilih transit di Singapore dengan Singapore Airlines (SQ). Ini karena dapat tiket promo SQ Jakarta-Shanghai PP sebesar 5,4 juta, cukup murah untuk full service airline. Money talks lah…. SQ memberikan pilihan jadwal cukup banyak jadi bisa mengoptimalkan waktu selama di Shanghai.
Sedari awal, selama di Shanghai saya akan menggunakan angkutan umum, No Taxi. Dari Pudong Airport saya memilih naik kereta cepat Maglev menuju Longyang Station. Dari sini menyambung naik Metro jalur 2 menuju East Nanjing Road Station. Hotel saya tidak jauh dari stasiun ini.
Di sela-sela nonton tennis saya kunjungi beberapa tempat populer di Shanghai. Ini diantaranya.
Nanjing Road. Jalan ini terbentang cukup panjang, bagian timur (East Nanjing) dan bagian barat yang dikenal Nanjing Pedestrian. Bagian barat ini sepenuhnya menjadi jalur pedestrian. Jalan inilah pusat turis di Shanghai. Di sisi jalan berderet toko-toko terkenal, hotel dan tempat-tempat makan. Merk-merk terkenal dunia sepeti Rolex, Mido, H&M, Pull & Bear, Giordano, Balenno, Zara, Uniqlo berkumpul di sini. Bahkan Appe Store buka toko sangat luas di jalan ini juga. Sepintas mirip seperti Orchard Road Singapore, Oxford Road London, atau Bukit Bintang Kuala Lumpur. Jalan ini ramai sepanjang hari, tapi malam hari lebih sparkling.
The Bund malam hari memang lebih indah, tapi pemandangan siang hari juga tak kalah keren koq. Kawasan ini ditata sangat bagus, dengan menjual view Shanghai Tower dan gedung-gedung jangkung di sekitarnya. Huangpu river membelah kota Shanghai sebenarnya berair coklat tapi cukup bersih dan terbebas dari sampah atau tumbuhan pengganggu. Bantaran sungai dibangun taman dengan trotoar bagus. Toilet umum juga bersih lho. Sementara di sisi jalan berdiri kokoh gedung-gedung kuno dan tetap berfungsi. Paduan kuno versus traditional.
Yu Garden berlokasi tak jauh dari The Bund, mirip Summer Palace di Beijing. Pengunjung harus membayar tiket 40 yuan untuk masuk Yu Garden ini. Meskipun tak seluas Summer Palace, tempat ini wajib dikunjungi di Shanghai. Agar lebih afdhol, baca-baca setiap keterangan di titik-titik tertentu.
Jangan kuatir untuk transportasi lokal di Shanghai. Urusan transportasi, Shanghai menurut saya sudah luar biasa. Untuk bepergian jarak dekat saya sarankan untuk menggunakan Metro (MRT). Tersedia banyak jalur yang saling tersambung sehingga memudahkan menjangkau sudut-sudut kota. Metro juga menyambungkan terminal bis dan stasiun menuju luar kota. Naik Metro di Shanghai juga tidak rumit dan petunjuk arah sangat jelas. Mesin tiket menyediakan pilihan bahasa Inggris di menunya. Tarif Metro termasuk murah ya, dibandingkan MRT Singapore, MTR Hongkong, bahkan sangat murah jika dibandingkan dengan Tube London. Oh ya, penduduk lokal banyak menggunakan sepeda kayuh, mirip-mirip yang terlihat di film-film itu.
Tips mengunjungi Shanghai.
- Banyak rambu tanpa mencantumkan tulisan latin, gunakan map online agar lebih mudah.
- Shanghai menganut sistem kemudi kiri, jadi berhati-hati saat menyeberang jalan atau berkendara di sana.
- Banyak motor listrik yang tentu saja tanpa suara, jangan kaget jika tiba-tiba ada molis di sebelah kita.
- Hindari tawaran-tawaran brosur di pinggir jalan, karena terindikasi kriminal. Di hotel tempat saya menginap bahkan ditempel pengumuman tentang ini.
- Selalu bawa tissue ke manapun pergi, tidak semua toilet umum bersih lho.
- Shanghai memiliki 4 musim, sesuaikan pakaian dan perlengkapan sesuai musim.
- Money Changer tidak terlalu banyak di sini. Saya pernah menukar uang di ICBC, lebih ketat di China untuk penukaran uang ini, perlu menunjukkan passport. Sebaiknya bawa yuan dari Indonesia saja.
- Restoran halal jarang ada di Shanghai. Beberapa fast food seperti Yoshinoya juga meyediakan menu daging babi, tapi KFC & McD tidak menjual menu ini.
- Meskipun Shanghai termasuk kota modern, bahasa Inggris masih sedikit digunakan, bahkan oleh hotel dan restoran yang sering dikunjungi turis, masih jauh dibandingkan Bali.
- Pada beberapa Metro Station, penumpang harus lewat tangga manual. Untuk yang bawa koper berat, ini jadi perjuangan ya.
- Jangan kaget kalau dikira warga lokal dan diajak ngobrol pakai bahasa Mandarin, khususnya yang berwajah rada oriental.
- Gak perlu takut, jika dengar orang bicara dengan nada tinggi, mereka tidak sedang marah, nada bicara memang begitu.
Selamat berlibur ya
Wah keren laporan pandangan matanya Pak Toto …. Bisa merefresh memory saya ttg Shanghai bbrp th yl.. sip .. nuhun yaa…