Spring atau musim semi hanya ada di negara 4 musim, termasuk Jeju Island Korea Selatan. Saat spring tiba, pemandangan jadi berbeda, lebih berwarna. Daun-daun mulai semi dan bunga-bunga khas negara 4 musim mulai mekar dengan warna-warni yang indah. Saat spring, cuaca juga bersahabat, masih dingin tetapi tak sedingin saat winter. Dan mengunjungi Jeju saat spring adalah momen terbaik untuk turis dari daerah tropis.

Jeju Island berada di sebelah selatan semenanjung Korea, satu jam penerbangan dari Seoul. Jeju Island juga dihubungkan dengan kapal ferry dari Seoul. Kapal ferry yang kecelakaan beberapa waktu lalu itu kapal sedang menuju Jeju ini. Jeju merupakan pulau kecil dan menjadi pusat wisata di Korea Selatan, sehingga banyak penerbangan international menuju Jeju. Alamnya yang cantik ditambah legenda tentang Jeju membuat turis berduyun-duyun melancong ke pulau ini.

Tidak ada penerbangan langsung ke Jeju dari Jakarta. Saya menumpang Korean Air menuju Incheon Airport, untuk selanjutnya transfer ke Gimpo Airport untuk melanjutkan penerbangan domestic ke Jeju. Dan berikut, beberapa tempat menarik di Jeju yang layak dikunjungi.

Seongsan Ilchulbong Peak setinggi 182 meter dari permukaan laut adalah serangkaian letusan gunung berapi lebih dari 100.000 tahun yang lalu. Situs ini menyerupai sebuah benteng tua di tebing pantai dan pada awalnya sebuah pulau vulkanik namun kemudian dihubungkan sebagai pasir dan kerikil akumulasi di antara keduanya. Matahari terbit dilihat dari puncak dianggap salah satu pemandangan paling menarik di Jeju. Untuk mencapai puncak pelancong harus mendaki jalanan bagus. Konon, belum ke Jeju jika belum sampai puncak Seongsan Ilchulbong. Pelancong juga bisa menyewa kuda untuk sekedar berfoto. Di bagian pantai terdapat speed-boat yang bisa disewa.

Jusangjeolli Cliffs merupakan sekumpulan pilar batu bentuk persegi panjang atau heksagonal di pantai timur dari Jungmun Tourist Resort. Uniknya, batu-batu ini seolah-olah diukir oleh tukang batu. Dalam sejarahnya batu-batu ini merupakan proses alam dari letusan gunung berapi. Paling sering dinyatakan sebagai vertical columnar jointing, formasi diciptakan melalui pendinginan mendadak lava yang menyusut secara cepat. Untuk menikmati fenomena ini pelancong harus melewati jembatan kayu. Di beberapa sudut sudah disiapkan lokasi foto terbaik.

Cheonjeyeon Waterfall (천제연 폭포), juga disebut ‘The pond God‘, terdiri dari 3 bagian. Di sekitar air terjun, berbagai kehidupan tanaman tumbuh subur, seperti alang-alang langka ‘solipnan’. Di sebelah timur, ada sebuah gua di mana air dingin mengalir dari langit-langit untuk menciptakan air terjun. Kawasan ini tertata sangat rapi. Jalanan menuju ke air terjun dibuat dari batu. Di sepanjang jalan dapat dilihat tanaman-tanaman, mulai maple, sakura, dan tanaman-tanaman lain. Saat spring tanaman-tanaman dengan bunga warna-warna saying untuk dilewatkan. Sungai tempat air terjun mengalir terlihat sangat jernih dengan ikan-ikan menghuninya.

Yongduam Rock atau Dragon Head Rock. Sesuai namanya, tempat ini adalah batu yang menyerupai kepala naga jika dilihat dari kejauhan. Tempatnya tidak terlalu besar, dan juga tidak cukup banyak dikunjungi oleh pelancong. Bagus untuk berfoto dengan mengambil latar belakang sang kepala naga. Untuk menjangkau lokasi foto terbaik, pelancong harus menuruni tangga yang terbuat dari batu. Salah satu legenda mengatakan bahwa sang naga mencuri giok yang berharga dari Gunung Halla dan ditembak jatuh oleh panah dari dewa gunung. Ketika ia jatuh di Yongduam, tubuhnya langsung tenggelam ke laut dan kepalanya cepat membeku begitu melihat langit. Legenda lain mengatakan bahwa seekor kuda putih, yang bermimpi menjadi naga dan naik ke langit, datang untuk ditangkap oleh tentara dan membeku menjadi batu.