
‘Belum ke Bali kalau tidak mampir ke Kuta’. Memang, pantai Kuta telah begitu tersohor hingga tak salah ungkapan melekat bagi pelancong yang berlibur ke Bali. Kuta dan sekitarnya, (Legian, Tuban, Seminyak) telah menjadi tujuan pertama bagi pelancong yang baru pertama ke Bali. Kawasan ini memang ideal, lokasinya sangat dekat dengan bandara Ngurah Rai. Banyak pantai di sekitar ini, begitu juga dengan hiburan, dan pusat belanja. Tempat menginap melimpah di kawasan ini, dari hotel mewah hingga penginapan sederhana. Alhasil, saat musim liburan kawasan ini menjadi sangat padat. Dan karena begitu padatnya kadang membuat sedikit tidak nyaman. Jika gegap gempita membuat Anda bosan, tak ada salahnya mencari tempat lain yang lebih tenang karena Bali menawarkan banyak tempat yang lebih tenang. Dan salah satunya adalah Ubud.Sebenarnya Ubud berjarak tak begitu jauh dari Kuta. Masuk dalam wilayah Kabupaten Gianyar, tetangga dengan Kabupaten Badung tempat Kuta berada. Berbeda dengan Kuta, Ubud terletak lebih tinggi. Sawah, hutan, tebing, jurang, gunung menjadi pemandangan biasa di Ubud. Alamnya sangat indah. Alam yang cantik inilah yang menyebabkan Ubud sudah lama dikenal, terutama oleh pelukis manca Negara. Memliki alam yang indah, Ubud dikenal karena kehidupan masyarakatnya yang kental akan seni dan budaya. Banyak sekali ditemui galeri lukis, museum seni, sekolah lukis. Pertunjukan seni mudah dijumpai di Ubud. Disamping pertunjukan rutin, beberapa restoran biasa menampilakn atraksi seni untuk memanjakan tamu-tamunya. Beda Kuta, beda Ubud. Begitu juga dengan hotelnya. Hotel-hotel di Ubud menonjolkan keindahan alam dan keunikan arsitekturnya. Tempat yang dipilih terkadang sangat ekstrim, di tepi jurang, di lereng bukit, tepi sungai, dekat sawah, dan semuanya menawarkan pemnadangan luar biasa.

Pertengahan Februari 2014, kembali saya mengunjungi Ubud. Kali ini saya sempatkan mampir ke Monkey Forest, sebuah hutan kecil yang dihuni ratusan kera. Sesuai namanya, kera-kera itu sangat dekat dengan pengunjung. Turis biasanya menjadikan sang kera untuk berfoto. Mengajak kera berfoto sangat mudah, penjaga akan memancingnya dengan dengan makanan, dan sang kera siap berpose untuk difoto. Pengunjung dikutip Rp. 20.000 untuk memasuki tempat ini. Di depan pintu masuk Anda dapat membeli ‘buah tangan’ untuk sang kera.

Ingin bersantap di Ubud. Tak usah kuatir, di sini banyak tempat makan menarik. Dan salah satu favorit saya adalah Nasi Ayam Bu Mangku yang berlokasi ke Kedewatan, tak jauh dari pusat kota Ubud. Set nasi seperti tampak dalam foto berisi nasi putih, ayam betutu berkuah pedas, kacang goreng, ayam goreng kering dalam potongan kecil, sayuran, dan tentu saja sambal yang sangat enak. Harga termasuk murah untuk makanan yang rating 4 di TripAdvisor. Harus dicoba jika berada di Ubud.
Artikel terkait : Sejenak memanjakan diri dengan spa @Bali
selamat pagi dari London! http://backpackerlee.wordpress.com/2014/02/17/ubud-the-spiritual-heart-of-bali/