‘Lion Air memborong 230 Boeing 737’, itulah judul berita yang cukup heboh di akhir Sept 2011. Betapa tidak transaksi ini sontak menjadi sorotan dunia karena disaksikan oleh Presiden Obama melakukan kunjungan kerja di Bali. Angka 230 sangat fantastis dan merupakan transaksi terbesar bagi Boeing dalam hal jumlah pesawat. Komentar miring muncul dari seteru Boeing, Airbus, yang menyatakan transaksi tersebut disinyalir terkandung muatan politis dan tekanan. Kiprah Lion Air sendiri begitu mencengangkan di saat order 178 pesawat sebelumnya baru akan sampai di tanah air 2016 nanti. Dan itulah faktanya, airline Indonesia sangat ekpansif. Meskipun tidak sebanyak Lion Air, Garuda juga mengantungi order B737NG dan B777. Sriwijaya Air dengan B737NG dan Embaraer-nya. Indonesia Air Asia dengan A320. Citilink juga dengan A320.
Ekpansi airline-airline besar tersebut, semuanya dengan memborong pesawat baru dari pabriknya, bukan lagi membeli pesawat-pesawat bekas yang sudah uzur. Pembelian pesawat-pesawat baru secara nyata mempebaiki rata-rata usia armada mereka. Apalagi jika penambahan pesawat baru ini terealisir maka usia rata-rata pesawat mereka akan makin muda, seperti tabel berikut :
Indonesia Air Asia (QZ). Meskipun mengusung merk Air Asia Malaysia, IAA secara legal beroperasi di Indonesia sehingga pesawat yang digunakan menggunakan registrasi Indonesia (PK). Saat ini QZ mengoperasikan 22 pesawat, 17 diantaranya adalah A320 yang berusia rata-rata 2 tahun sedangkan 5 B737 Classic rata-rata berusia 23 tahun. IAA, yang dulunya bernama AWAIR, berencana akan menghapus armada B737 Classic dalam waktu dekat dan akan makin mengukuhkan sebagai airline Indonesia dengan armada paling muda. Karena menganut konsep low cost carrier seluruh armada IAA dikonfigurasi sebagai kelas ekonomi semuanya.
Lion Air (JT). Inilah airline pemegang pangsa pasar domestik terbesar di Indonesia. Dengan order 178 B737-900ER, apalagi ditambah order baru 230 (201 B737-MAX & 29 B737-900ER) dapat dikatakan JT beroperasi dengan semua pesawat baru. Rata-rata usia per 4 Desember 2011 sebesar 7,1 tahun disokong oleh masih digunakannya 10 buah B737 series dengan rata-rata usia 22,6 tahun, 2 buah B747 dengan usia rata-rata 22,1 tahun, dan 7 buah MD-80/90 dengan usia rata-rata 19,6 tahun. 50 B737-900ER rata-rata baru berusia 2,1 tahun. Meskipun menyatakan sebagai low cost carrier, sebagian armada JT dikonfigurasi sebagai kelas bisnis & ekonomi. Kendati memiliki jumlah pesawat yang lebih banyak, JT mengangkut penumpang international lebih sedikit dibandingkan IAA dan mendominasi penerbangan domestik. (foto jetphotos.net).
Garuda Indonesia (GA). Meskipun tidak sebanyak Lion Air peremajaan armada Garuda akhir-akhir ini membuat usia rata-rata armadanya 7,5 tahun. 48 buah B737-NG berusia rerata 3,8 tahun, 13 buah A330 berusia rata-rata 8,3 tahun. Garuda masih mengoperasikan pesawat tua yakni, 17 B737 Classic dengan usia rata-rata 15,5 tahun dan 3 B747 dengan rata-rata 18,2 tahun. Dalam rencana bisnisnya, GA juga akan mendatangkan B777 untuk rute jarak jauh, dan beberapa A330-300 untuk rute regional. Sedangkan B737-NG diterbangkan untuk rute domestik. Anak usaha GA, Citilink, memilih menggunakan A320 untuk ekpansi rute, beberapa pesawat sudah diterbangkan per 4 Desember 2011.
Nah dengan makin mudanya usia armada airline-airline itu kenyamanan penumpang berpeluang mendapatkan kenyamanan lebih. Tapi tetap tidak kalah pentingnya adalah manajemen maskapai untuk memberikan layanan sesuai tingkat layanan, setidaknya
referensi travel top markotob… setelah go live team maratha kemana nih pak?
Pak Dian, rencana-nya pengin nonton Grand Slam Australian Open. Tapi tiket-nya mahal amit…