Pernahkah Anda mengalami delay pesawat? Dan mengacaukan semua rencana Anda? Dan tentu saja ini membuat Anda sebal dan marah? Jika delay hanya menimpa satu atau dua penerbangan mungkin Anda akan tetap nyaman di bandara. Tapi jika delay menimpa hampir semua penerbangan, Andapun jangan berharap merasa nyaman lagi di bandara. Saya mengalaminya. 8 October 2010 untuk penerbangan dari Jakarta ke Jogja. Karena hampir semua penerbangan Lion Air tertunda keberangkatannya hari itu, penumpangpun menumpuk di terminal 1A, baik saat pemeriksaan x-ray, saat check-in, ruang tunggu terminal maupun ruang tunggu keberangkatan. Penumpang harus rela duduk di lantai karena tak tersedia kursi lagi. Bahkan ruang tunggu yang diatur hanya sekitar 30 menit untuk satu penerbangan dipaksa harus menampung 3 penerbangan dalam waktu yang sama.
Sering kita dapati penundaan penerbangan yang sangat parah hingga penumpang harus menginap di bandara. Badai Salju yang menimpa Eropa Desember 2009 bahkan harus menunda penerbangan beberapa hari dan penumpangpun harus rela tidur di Bandara. Penundaan penerbangan hebat juga pernah menimpa Bangkok saat bandara dikuasai oleh demonstran.
Sebaiknya penundaan ini disikapi secara positif terlebih dahulu. Penundaan penerbangan memang sudah jamak terjadi di industri penerbangan. Tak satupun perusahaan penerbangan terbebas dari risiko penundaan ini. Kita mesti pahami kenapa penerbangan harus ditunda. Jika penundaan terkait issue keamanan maka sebaiknya kita terima dengan lapang dada. Namun jika penundaan disebabkan oleh alasan operasional maka Anda berhak untuk merasa marah. Inilah beberapa penyebab penerbangan Anda harus ditunda :
- Faktor keamanan. Penerbangan adalah salah satu industri yang ‘well regulated’ menyangkut issue keamanan. Keamanan penerbangan dipengaruhi oleh kondisi pesawat, keamanan karena cuaca, aksi terorisme, kondisi landasan, radar dan lain-lain. Jika salah satu komponen ini dinyatakan dalam kondisi tidak layak, maka dipastikan penerbangan akan ditunda.
- Kerusakan sistem. Ada kalanya penundaan penerbangan disebabkan oleh kerusakan sistem check-in, seperti yang terjadi di Australia beberapa minggu lalu. Kerusakan ini menyebabkan proses check-in harus dilakukan manual sehingga memakan waktu lebih lama.
- Kendala operasional. Kerusakan pesawat merupakan penyebab paling sering sebuah penerbangan harus ditunda. Bahkan pesawat bisa saja harus kembali ke bandara asal (Return to Base) setelah mengudara beberapa saat dikarenakan ditemukan indikasi kerusakan salah satu bagian pesawat. Jika airline memiliki pesawat pengganti maka penundaan akan terselesaikan dan tidak merembet ke penerbangan lainnya. Namun jika tidak maka hampir dipastikan penerbangan lain yang menggunakan pesawat rusak itu akan tertunda juga. Airline biasanya akan mengubah routing pesawat untuk mengurangi efek penundaan. Penundaan pesawat juga disebabkan adanya perubahan pesawat dengan tipe berbeda setelah proses check-in berlangsung. Perubahan ini mengharuskan perubahan penentuan tempat duduk pada beberapa atau sebagian besar penumpang.
- Kondisi khusus. Kondisi khusus ini biasanya terjadi jika bandara tujuan dalam status kemanaan tingkat tinggi, yang biasanya harus steril karena digunakan untuk penerbangan VVIP. Saat Presiden Amerika berkunjung ke Bali, semua penerbangan ke Bali pada slot waktu sebelum kedatangan tamu VVIP itu akan ditunda. Kondisi khusus bisa terjadi jika terdapat issue keamanan di bandara asal atau tujuan.
- Kelakuan penumpang. Tidak dapat dipungkiri bahwa penundaan penerbangan juga disebabkan oleh kelakuan penumpang. Misalnya seperti tidak datang tepat waktu di ruang tunggu, membawa bagasi kabin terlalu besar sehingga harus memindahkannya ke bagasi pesawat, tetap menggunakan pesawat telepon saat pesawat bersiap take off. Beberapa kasus lainnya adalah ketidak samaan jumlah penumpang di pesawat dengan yang tercatat di manifest. Untuk ini biasanya akan dicari penumpang yang tidak terdapat di pesawat dan mengeluarkan bagasi yang sudah terlanjur masuk di perut pesawat.
Diantara faktor-faktor tersebut, penundaan penerbangan terjadi karena faktor internal perusahaan seperti pesawat rusak. Dan ini yang disebut karena alasan operasional itu. Ilustrasi berikut mungkin bisa membantu seberapa besar efek penundaan penerbangan :
- Efek penundaan biasanya akan makin parah untuk penerbangan sore dan malam hari. Bisa dimaklumi bahwa satu pesawat akan digunakan untuk beberapa rute dalam sehari. Nah jika sebuah pesawat rusak di pagi hari dan harus menunda penerbangan pertamanya maka hampir dapat dipastikan penerbangan selanjutnya akan tertunda, kecuali tersedia cukup pesawat cadangan.
- Dampak penundaan ini dipastikan merembet ke semua rute terkait khususnya untuk penerbangan koneksi berikutnya. Misalnya untuk rute Jakarta-Makassar-Kendari. Rute Jakarta-Makassar diterbangi pesawat X, sedangkan Makassar-Kendari diterbangi pesawat Y. Jika pesawat X tertunda 3 jam sementara sebagian penumpang di pesawat X memiliki penerbangan lanjutan ke Kendari, maka ada kemungkinan rute Makassar-Kendari akan ikut tertunda kecuali jika terdapat perlakukan khusus.
Nah, bersiaplah jika sewaktu-waktu penerbangan Anda harus terkena delay…
Mas Toto, turut prihatin atas delay yang menimpa. ngapain aja selama menunggu selain menyantap nasi kotak.
Pak Abu,
Banyak yang bisa dilakukan sambil menanti pesawat, ya diantaranya ngedraft tulisan di blog ini.
Btw apakabar?
mas, boleh request tulisan ? 🙂
tentang hak-hak penumpang jika pesawat delay.
misal sekian jam dapat kompensasi ini, itu…
Donz, Menarik juga… coba disiapin based UU No 1/2009 dan international.
kalau tidak buru-buru ya dinikmati saja sambil menikmati nasi kotak 😀