Sabtu, 22 Mei 2010, kecelakaan pesawat fatal kembali terjadi. Kali ini menimpa Air India Express nomor penerbangan IX-821, yang terbakar setelah menabrak bukit di ujung landasan dan jatuh ke lembah saat mendarat di Mangalore International Airport (IXE) pukul 6.30 waktu setempat. Pesawat dengan type 737-8HG dengan registrasi VT-AXV diduga mengalami overshot runway, yakni mendarat terlalu jauh sehingga tetap melaju hingga landasan habis. Pesawat sebenarnya tergolong baru yakni mulai terbang 20 Des 2007. Seperti dilansir kantor berita CNN-IBN, pesawat Boeing 737-800 itu membawa 165 penumpang (termasuk 4 bayi) dalam penerbangan dari Dubai UEA. Hanya 5 sampai 6 penumpang dikabarkan selamat dari musibah ini. (foto : jetphotos.net)
Musibah serupa juga pernah terjadi di Indonesia 30 November 2004 lalu. Pesawat Boeing MD82 Lion Air dengan registrasi PK-LMN diduga mengalami overshoting di Bandara Adi Sumarmo Solo. Mendarat dalam cuaca hujan dan landasan dalam kondisi licin menyebabkan pesawat terus melaju dan sedikit mengambang. Kecelakaan itu menewaskan sekitar 30 penumpang. Berbeda dengan pesawat Air India, MD82 tidak sampai terbakar kendati menabrak tanggul dan masuk ke pemakaman. Banyaknya korban tewas diduga karena sebagian penumpang sudah melepaskan sabuk pengaman saat roda belakang mulai menyentuh landasan sehingga mengalami benturan hebat. Inilah pentingnya penumpang diharuskan tetap mengenakan sabuk pengaman hingga pesawat berhenti dengan sempurna. Adakah risiko lain?
Seperti halnya yang saya alami saat mendarat di bandara El Tari Kupang, 13 Mei 2010 lalu. Saat roda pesawat menyentuh landasar sudah mulai terdengar suara sabuk pengaman dilepaskan, juga diikuti suara telepon seluler. Para penumpang itu tidak menyadari bahwa risiko masih tetap ada hingga pesawat berhenti sempurna di terminal. Kendati sebelum mendarat flight attendance selalu mengingatkan untuk tidak melepas sabuk pengaman hingga pesawat berhenti masih saja ada penumpang buru-buru membukanya.
- Masih ada risiko meskipun pesawat mendarat normal karena pesawat masih harus menuju terminal. Risiko itu diantaranya adalah tergelincir di paralell way atau jalan menuju terminal. Guncangan bisa saja terjadi, sehingga sabuk pengaman akan meminimalkan risiko benturan dari guncangan itu. Dalam beberapa kasus pesawat tergelincir, benturan ringan kerap terjadi khususnya pada penumpang tanpa sabuk pengaman.
- Karena alasan keselamatan, pilot bisa saja membatalkan pendaratan kendati roda sudah menyentuh landasan. Pembatalan pendaratan itu bisa disebabkan pilot memutuskan untuk take-off karena dirasa tidak aman untuk meneruskan pendaratan. Jika ini terjadi maka kemunghkinan ada terjadi guncangan-guncangan.
- Tetap mengenakan sabuk pengamanan pada saat duduk. Meskipun lampu tanda kenakan sabuk pengamanan dinyalakan saat cuaca buruk atau terjadi turbulensi, selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko sebab turbulensi bisa datang tiba-tiba.
Nah untuk keselamatan dan keamanan Anda, jangan pernah membuka sabuk pengaman sebelum pesawat itu berhenti dengan sempurna di apron. Nyalakan ponsel selagi tiba di terminal karena sinyal telepon bisa mengganggu navigasi pesawat.