Industri penerbangan Indonesia pernah melewati masa-masa sulit yakni dengan seringnya kecelakaan fatal. Isu keamanan penerbangan, kelayakan pesawat, kualitas manajemen dan regulasi berujung pada larangan terbang semua airline Indonesia ke Eropa. Seakan menjadi tindakan korektif, semua pihak terkait ( perusahaan penerbangan dan regulator) dipaksa untuk berbenah diri. Salah satu diantaranya adalah terbitnya Undang Undang No 1 tahun 2009 tentang penerbangan. Pihak otoritas penerbangan Uni Eropa akhirnya mencabut larangan terbang bagi sebagian airline Indonesia, yakni Garuda Indonesia, Mandala Air, dan Premiair. Bagaimana dengan usia rata-rata pesawat airline Indonesia? Adakah perubahannya?
Ada hikmah dibalik larangan terbang oleh Uni Eropa. Industri penerbangan akhirnya terkonsolidasi dan regulasi sesuai standar UE-pun diterapkan. Industri penerbangan juga diuntungkan oleh permintaan pasar yang tetap tumbuh meskipun dunia sedang dihadapkan pada resesi global tahun 2009 lalu. Harga minyak dunia juga cenderung stabil tahun lalu. Hasilnya, airline Indonesia tetap tumbuh seraya memperbaiki kualitas layanan. Tabel berikut menunjukkan bahwa usia rata-rata pesawat lebih muda. Data diambil tanggal 10 Januari 2010 dibandingkan dengan data 3 Mei 2009 yang telah dimuat pada artikel di blog ini sebelumnya.
Usia rata-rata pesawat menjadi 15,2 tahun lebih muda dibandingkan data per 3 Mei 2009 yakni berusia 16,7 tahun. Mandala Air tetap menjadi maskapai dengan usia paling muda disusul Lion Air, Indonesia Air Asia, Garuda Indonesia dan Wing Air. 5 besar maskapai ditempati berurutan oleh Garuda Indonesia dengan 66 pesawat, disusul oleh Lion Air (49), Batavia (36), Sriwijaya (24), dan Indonesia Air Asia (17). 5 besar maskapai tersebut juga mampu menambah jumlah pesawatnya dibandingkan posisi 3 Mei 2009. Pertumbuhan jumlah pesawat paling tinggi ditempati oleh Lion Air sebesar 25,67% disusul oleh Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batavia Air dan Wing Air di posisi kelima. Sedangkan jumlah pesawat Mandala Air susut menjadi 8 pesawat seiring kebijakan perusahaan untuk mengistirahatkan jenis Boeing 737 Classic.
Airline-airline besar juga masih mengantongi order pesawat baru. Garuda dikabarkan sedang menunggu pesanan pesawat Boeing 737-800NG dan Boeing 777-300ER. Saat ini sebagian Boeing 737-800NG sudah beroperasi bersamaan dengan Airbus 330-200 baru. Lion Air sedang menanti lanjutan pengiriman Boeing 737-900ER. Lion Air berminat untuk menambah Airbus 330-300 untuk mengganti Boeing 747-400 yang digunakan melayani rute Jakarta-Arab Saudi. Sedangkan Mandala Air menunggu Airbus 320 series untuk masuk dalam jajaran armadanya. Jika pesawat-pesawat baru ini berdatangan maka dipastikan usia rata-rata airline Indonesia akan menjadi jauh lebih muda.