Tag: Yogyakarta

Malioboro yang membuatku selalu kangen Jogja

Jogja IStimewaAwal November 2018, siang itu Jogja terasa sangat terik. Hujan belum juga turun di ujung kemarau ini. Meskipun panas, Jalan Malioboro tetap ramai seakan panas menjadi komplimen dalam menikmati keseruan di jalan ini. Diantara keramaian itu terselip turis asing diantara dominasi wisatawan domestik. Jalan Malioboro tetap menjadi tujuan penting selama di Jogja, apalagi penataan trotoar jalan ini sudah hampir selesai. Karenanya, jalan Malioboro makin membuat kangen Jogja. Lanjutkan membaca “Malioboro yang membuatku selalu kangen Jogja”

Review : The 1O1 Hotel Tugu Yogyakarta

IMG_5136
The 1O1 Hotel Tugu Yogyakarta

Hijau dan segar.Begitulah kesan yang saya selalu saya dapati pada semua hotel jaringan Hotel 1O1, begitu juga dengan The 1O1 Hotel Tugu Yogyakarta ini. Kokoh berdiri di sisi kanan Jalan Mangkubumi, hotel ini mempercantik deretan bangunan sisa kolonial di sebelahnya. Sisi depan tidak cukup lebar tapi mengantong di dalamnya. Tidak ingin merusak arsitektur di sebelahnya, hotel ini mempertahankan desain pedestrian yang menyatu dengan bagian depan bangunan, begitu facade dan desain pilarnya. Mirip seperti deretan toko di Jalan Malioboro. Sebagai bangunan baru, hotel juga menyiapkan lahan parkir di lantai basement. Foto di atas diambil dari kamar 512, betul-betul hijau dan menyegarkan. Tanaman menjulur banyak tumbuh di banyak sisi bangunan. Tampak luar sangat keren bukan, tapi bagaimana dengan kamarnya? Inilah ulasannya. Lanjutkan membaca “Review : The 1O1 Hotel Tugu Yogyakarta”

Terbawa ke jaman kolonial di The Phoenix Hotel Yogyakarta

2 hari jelang Idul Fitri 1433H, dalam perjalanan mudik ke kampung halaman saya menyempatkan untuk singgah terlebih dulu di Jogja. Bagus juga untuk bermalam di kota kesayangan saya ini sebelum melanjutkan perjalanan ke kampung halaman. Dan kali ini saya memilih The Phoenix Hotel untuk pertama kalinya. Sebelumnya saya sedikit enggan tinggal di hotel ini jika sedang berada di Jogja mengingat The Phoenix adalah hotel tua dan terkesan sedikit angker. Hotel kelolaan MGallery masuk dalam jaringan Accor Group. Melalui travel online, saya mendapatkan tarif sangat murah untuk tinggal di hotel bintang 4 ini. Lokasinya sangat strategis karena hanya sepelemparan tumbak dari Tugu yang terkenal itu. Cukup dekat dari stasiun Tugu dan berada di kawasan kelas satu-nya Jogja. Sebelum pergi saya sedikit mencari tahu tentang hotel ini dan akhirnya saya memesan kamar dengan balkon menghadap taman. Kesan yang terbentuk sebelumnya langsung berubah saat saya memasuki lobby hotel ketika check-in. Dan inilah bagian tertua hotel ini yang disamping digunakan untuk resepsionis juga dimanfaatkan untuk restoran dan beberapa ruangan untuk manajemen. Dan berikut selengkapnya. Lanjutkan membaca “Terbawa ke jaman kolonial di The Phoenix Hotel Yogyakarta”

Antar Moda di bandara Adi Sutjipto Jogja

  • Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta sebenarnya tidak termasuk bandara besar dengan landasan pacu sepanjang 2.250 meter dengan lebar 45 meter. Kapasitas apron hanya menampung 8 pesawat ukuran B737 atau A320. Dalam dunia penerbangan bandara ini dikenal dengan kode ICAO WARJ dan kode IATA adalah JOG. Terminalnya juga tidak cukup luas, dipisahkan antara terminal domestik dan terminal international dengan ukuran lebih kecil. Bandara ini melayani ke sejumlah kota di Indonesia dan 2 kota di luar negeri (Singapura & Kuala Lumpur). Namun, ternyata dalam hal angkutan bandara yang disediakan, Adi Sutjipto termasuk paling lengkap fasilitasnya diantara bandara-bandara di Indonesia. Dan inilah antar moda yang dijumpai di bandara ini : Lanjutkan membaca “Antar Moda di bandara Adi Sutjipto Jogja”

Menjemput romantisme Jogja

Ketika itu, tujuan saya menuju Jogja hanyalah untuk mencari keseimbangan dan ingin meremajakan soul. Bagi saya, Jogja adalah tempat yang bisa memberikan ketenangan dan menyajikan warna berbeda. Meskipun mulai terkikis modernitas, budaya Jawa yang masih terasa dan cukup untuk menyegarkan pikiran, melupakan sejenak keangkuhan Jakarta. Paduan alam, gedung-gedung kuno, budaya dan kehidupannya terbingkai menjadi sebuah romantisme. Kali ini saya memilih menumpang kereta-api siang dan tentu saja berhenti di stasiun Tugu, satu diantara stasiun tertua di negeri ini (kini tampak muka stasiun Tugu dicat warna abu-abu). Biasanya saya tidak langsung buru-buru keluar stasiun, duduk-duduk sejenak sekedar menikmati arsitektur megah peninggalan Belanda itu.  Romantisme Jogja bisa dimulai dari sini. Lanjutkan membaca “Menjemput romantisme Jogja”