Heboh tiket mahal menyeruak di akhir tahun 2018 hingga awal 2019 ini. Kehebohan tidak sampai di situ, karena ditambah dengan penghapusan bagasi tercatat gratis yang selama ini diberikan Lion Air, dan bakal disusul oleh Citilink. Pada dasarnya baik Lion Air & Citilink menawarkan layanan tambahan (add-ons) yang sama, hanya tarifnya yang berbeda. Lanjutkan membaca “Antara Lion Air, Citilink dan AirAsia mana yang lebih murah bagasi tercatatnya?”
Tag: Air Asia
Akhir pekan ini, 27 Mei 2018, adalah hari terakhir promo tiket gratis Air Asia. Bagi pemburu tiket promo, inilah saatnya mendapatkan tiket murah untuk liburan selanjutnya. Promo yang ditawarkan kali ini adalah untuk penerbangan antara tanggal 1 November 2018 sd 31 Agustus 2019. Masih lama memang, tapi hitung-hitung membantu perencanaan liburan selanjutnya. Biar tidak salah sangka, yang dimaksud gratis di sini adalah untuk harga tiket dasar saja, belum termasuk airport tax, administrasi, asuransi yang tetap harus dibayar. Promo kali ini, Air Asia menawarkan tiket gratis ke ratusan destinasi. Tapi tak ada tawaran untuk sektor domestik Indonesia. Mengapa? Lanjutkan membaca “Ini dia! Alasan tak ada tiket domestik pada promo tiket gratis AirAsia?”
Ini cerita tentang penerbangan saya dengan Indonesia AirAsia Extra XT 7521 (registrasi PK-AZG) dari Bali ke Jakarta. Penerbangan terlambat 41 menit dari jadwal. Proses boarding tidak melewati aero brigde, hanya melalui tangga. Saya duduk di kursi 19F, sudah dipesan sejak booking dengan biaya kursi standar seharga Rp. 16.900. Hampir semua penumpang sudah menempati kursinya masing-masing. Semuanya tampak berjalan seperti biasa hingga ada sedikit kegaduhan. Kegaduhan itu muncul dari rombongan kecil penumpang (4 orang laki-laki) yang ingin menukar tempat duduknya agar bisa duduk satu baris (kursi A,D,C,D). Salah satu penumpang itu mondar-mandir bernego dengan penumpang lain untuk minta tukar. Kegaduhan itupun terlihat penumpang lain karena kursi mereka berpencar beda baris. Pramugari mencoba membantu menanyakan ke penumpang, dan hasilnya nihil, alias tak satupun penumpang yang dinego merelakan untuk bertukar tempat duduk. Lanjutkan membaca “Hai traveler! Kenapa tak beli ‘seat’ saja kalau ingin duduk berdekatan?”
AirAsia, pasti banyak yang sudah akrab dengan nama ini. AirAsia sangat fenomenal sebagai pendobrak awal pintu low-cost carrier (LCC) alias penerbangan berbiaya hemat. Lion Air, nama inipun juga tak kalah populer dengan tiket murah sepanjang waktu. Kemudian ada Cebu Pacific dari Philippina, disusul VietJet Air dari Vietnam yang terkenal dengan pramugari berbikini. Tapi bagaimana dengan Scoot? Airline hasil merger antara Scoot & Tiger Air ini mungkin masih terdengar asing bagi kebanyakan traveler di Asia Tenggara. Dari Indonesia lagi, Citilink Indonesia bermain di pasar penerbangan murah. Keenamnya lahir dan beroprasi di Asia Tenggara, terus siapa penguasa pasar low cost carrier di kawasan ini? Lanjutkan membaca “Siapa raja ‘low-cost airline’ di Asia Tenggara?”
Dulu di awal-awal saya tinggal di Bandung, airline yang terbang dari dan ke Bandung bisa dihitung jari. Hanya ada Merpati & Bouraq. kemudian muncul Pelita Air, Citilink dan Sriwijaya Air. Dari keempatnya itu Bouraq Airlines menutup penerbangannya, di susul Pelita Air dan Citilink. Hingga tinggallah Merpati yang tetap setia. Sepinya penerbangan di Husein Sastranegara ini bertahan lama hingga akhirnya AirAsia mulai melirik kemolekan Bandung dengan membuka rute Bandung Kuala Lumpur. Rute Bandung Kuala Lumpur dapat disebut sebagai tonggak bersejarah mulai meriahnya penerbangan dari dan ke Bandung. Sesudah rute bersejarah itu, makin banyak rute-rute lain yang dibuka di Bandung, termasuk rute Air Asia yang terus berkembang dari kota ini. Bandung sendiri sejatinya bukan menjadi jaminan peruntungan untuk airline lain yang mencoba masuk ke Bandung. Beberapa airline harus menutup layanannya ke Bandung seperti Deraya, Malaysia Air, Firefly, Pelangi Air.
Gairah pembukaan rute ke Bandung pernah tersendat cukup lama karena proses overlay landasan bandara Husein Sastranegara yang berlarut-larut. Airline menunggu bandara agar siap diterbangi dengan pesawat sekelas Airbus 320. Sebelum overlay rampung bandara ini hanya bisa didarati pesawat maksimal Boeing 737-300 saja. Overlaypun rampung, dan setelahnya seakan lepas dari tali pacu airline-airline kompak beramai-ramai menjadikan Bandung sebagai destinasi penting layanannya. Rampungnya proses overlay ini menjadi tonggak kedua ramainya penerbangan seperti sekarang ini. Lanjutkan membaca “Yuk… Rame-rame terbang ke Bandung”