Mencari masjid untuk sholat Jumat di Jakarta itu mudah. Namun tidak demikian jika berada di kota dengan muslim minoritas seperti di Shanghai ini. Tak banyak masjid di kota ini, tercatat hanya ada 6 masjid yang salah satunya khusus wanita. Dibantu penelusuran dari internet, saya menemukan masjid pusat kota Shanghai, dan tak terlalu jauh dari tempat saya menginap. Masjid itu berlokasi di No. 378, Fuyou Road, sekitar 2 km perjalanan. Masjid ini terletak di kawasan komersial dan satu jalan dengan Yu Garden yang terkenal itu. Bentuk bangunan agak berbeda dengan bangunan sekitarnya. Foto di atas adalah tampak depan dari kompleks masjid ini dan ternyata itu bukan bangunan utama masjid meskipun kubah berada di atas bangunan depan ini. Bangunan utama masjid (untuk sholat) berada di bagian dalam dengan 2 ruangan masjid. 

Sepintas masjidini tampak seperti masjid-masjid Jawa jaman dulu, berbentuk limasan. Pembedanya adalah struktur atap dan ornamen-ornamen di dalamnya. Ruangan dalam masjid sangat bersih dan rapi. Karpet tebal disusun sesuai shaft sholat. Pembeda lainnya adalah jika di Indonesia karpet digunakan untuk sujud, di sini sebaliknya, karpet sebagai pijakan kaki dan duduk, sedangkan posisi kepala saat sujud berada di lantai parkit kayu.

Seperti masjid-masjid di Indonesia, mimbar khutbah kayu berukir melengkapi masjid ini. Mimbar dilengkapi anak tangga yang berfungsi untuk jalan khotib ketika saat memberikan khutbah agar terlihat dari makmum belakang. Sementara di depan imam terdapat sebuah mimbar yang digunakan untuk ceramah/pengajian, dan akan digeser ke sisi kiri sebelum sholat dimulai. Oh ya, pengeras suara hanya terdengar di area masjid saja.

Suatu kebanggaan bagi saya bisa sholat Jumat saat berada di luar negeri, meskipun untuk menuju masjid perlu tantangan lebih. Meskipun ini bukan pertama kali punya kesempatan sholat Jumat di China, tapi yang pertama di Shanghai. Dan apa yang unik sholat Jumat di masjid ini? Pada dasarnya rukun wajib sama dengan di Indonesia atau di negara lain, keunikan lebih pada sebelum sholat dimulai, dan juga jemaahnya. Berikut beberapa catatan saya :

1. Adzan segera dikumandangkan saat waktu sudah masuk, saat itu pukul 12:45 waktu Shanghai. Kalau di Indonesia langsung mulai dengan kutbah (atau sholat sunnah sebelum kutbah), tetapi di sini diisi dulu dengan semacam ceramah sekitar 20-30 menit. Tentu saja ceramah lebih banyak menggunakan bahasa mandarin, dan dipastikan saya tidak paham isinya. Setelah itu baru kutbah Jumat yang lebih pendek, dilanjutkan sholat 2 rekaat.
2. Bagian sisi kiri masjid disediakan kursi yang digunakan untuk jemaah yang kesulitan duduk atau menggunakan kursi roda.
3. Di tengah-tengah masjid digelar karpet dengan posisi melintang shaft. Ini digunakan sebagai jalur masuk dan keluar jamaah.
4. Banyak jemaah yang tetap mengenakan kaus kaki, mungkin ini karena kebiasaan saat musim dingin tiba.
5. Saya tidak melihat ada jamaah yang membawa sajadah sendiri.

Saat itu, jamaah sholat Jumat didominasi warga lokal, ditambah beberapa orang Asia Tengah, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara (termasuk saya juga dong disebut). Jamaah remaja dan anak-anak tidak terlalu banyak. Maklum jam sekolah hari Jumat di China sama seperti hari-hari lain. Gambar di atas adalah pemberi ceramah sebelum kutbah, sekaligus pengisi kutbah dan imam sholat Jumat. Bacaan sholat sangat jelas dengan surat-surat yang tak terlalu panjang.

Senang punya kesempatan sholat Jumat di masjid yang tenang ini. Sampai jumpa lagi dan

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ