Indonesia akan segera punya kereta cepat untuk rute Jakarta-Bandung. Kereta cepat bakal menggunakan teknologi China. Sejatinya, ground breaking proyek kereta cepat ini telah dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi pada 21 Januari 2016 lalu. Namun, hingga sekarang kemajuannya tak sekencang laju calon keretanya, masih maju-mundur cantik. Kabarnya kereta cepat Jakarta-Bandung menggunakan teknologi sama dengan Maglev Shanghai. Nah, sambil menunggu kereta cepat Jakarta-Bandung rampung, saya coba dulu Maglev Shanghai dalam perjalanan dari Shanghai Pudong International Airport menuju pusat kota Shanghai (Longyang Station).
Maglev Shanghai menyusuri jalur sepanjang 30 km dari Pudong International Airport ke Longyang Station. Konstruksinya domulai 1 Maret 2001 dan beroperasi komersial pada 1 Januar1 2004, hampir 3 tahun. Kereta ini dirancang mencapai kecepatan maksimum 430 km/jam, sehingga jarak 30 km itu hanya ditempuh 7 menit 20 detik hingga 8 menit 10 detik saja. Wus…Wuss….Wusss….
Daytime hours | 06:45–08:45 | 09:00–10:45 | 11:00–14:45 | 15:00–16:45 | 17:00–19:00 | 19:00–21:40 |
---|---|---|---|---|---|---|
Journey time (minutes) | 8:10 | 7:20 | 8:10 | 7:20 | 8:10 | 8:10 |
Maximum speed | 300 km/h (186 mph) | 430 km/h (267 mph) | 300 km/h (186 mph) | 430 km/h (267 mph) | 300 km/h (186 mph) | 300 km/h (186 mph) |
Average speed | 224 km/h (139 mph) | 249.5 km/h (155 mph) | 224 km/h (139 mph) | 249.5 km/h (155 mph) | 224 km/h (139 mph) | 224 km/h (139 mph) |
Interval | 20 minutes | 15 minutes | 15 minutes | 15 minutes | 15 minutes | 20 minutes |
Ada 2 kelas ditawarkan yakni VIP & ekonomi. Tiket sekali jalan kelas ekonomi berharga 50 yuan, atau sekitar 100 ribu rupiah. Jika beli tiket pergi pulang cukup bayar 90 yuan. Bisa ditebak, saya ambil kelas ekonomi saja. Sayang uangnya ambil kelas VIP untuk perjalanan yang hanya 8 menit itu. Tiket dapat dibeli di loket dan saat itu tanpa antri berarti. Sebelum masuk peron, bawaan penumpang harus dilalukan mesin pemindai sinar x, baru kemudian ‘tap’ di mesin untuk buka pintu dan turun menggunakan eskalator menuju platform. Peralatan ini seperti yang ada di Indonesia.
Susunan kursi di kabin kelas ekonomi adalah 3-3 dan dibagi 2 kelompok dengan arah kursi ke sisi bagian tengah, jadi sebagian menghadap ke depan dan sisanya membelakangi (mirip susunan kursi kereta api ekonomi premiumnya KAI). Menurut saya interiornya biasa saja, tetapi kursinya cukup lega. Disediakan rak penyimpan koper di setiap pintu masuk kereta.
Kecepatan maksimum kereta tidak selalu sama tergantung jam perjalanan. Saat itu, perjalanan Pudong Airport ke kota kecepatan maksimum hanya 300km/jam, sedangkan saat saya naik dari arah sebaliknya berkecepatan hingga 431 km/jam. Dalam 2 menit pertama sudah mampu mencapai kecepatan 100 km/jam. Kereta hanya beberapa menit saja dalam kecepatan puncak. Dengan kecepatan segitu kenyamanan tetap terjaga, tidak terasa guncangan dan tak terdengar berisik. Jendela besar membuat sangat leluasa untuk melihat pemandangan sepanjang jalur kereta.

Maglev Airport Station ini termasuk sepi, tidak banyak terlihat penumpang lalu-lalang atau bergerombol. Dan begitu masuk kereta, gerbong memang tidak terisi penuh, bahkan tidak sampai 50% dari kapasitas kursi. Kereta ini tampak seperti kurang diminati padahal tarif 50 yuan saya kira sangat murah. Bandingkan dengan rencana tiket kereta bandara Soekarno-Hatta-Sudirman Baru yang bakal dibanderol 100-150 ribu, itupun kereta listrik biasa. Sepinya penumpang Maglev bisa juga karena dari Pudong Airport juga dilayani Metro jalur 2 dengan tarif jauh murah. Tak pelak lagi, operator kereta ini selalu merugi setiap tahunnya, seperti data dari Wikipedia. Wahh… Semoga kereta cepat Jakarta-Bandung tidak bernasib sama nantinya.
Artikel terkait :
Nuhun liputan ttg kereta peluru Maglev nya Pak Toto .. keren.. sayang masih sepi penumpang ya .. walaupun sudah 3 th beroperasi …
Hallo,
Saya sudah sampai di Tiongkok, cuma mau tiba ke Shanghai tak cukup waktu. Lain kali saya coba keretanya yang katanha super cepat itu. Menarik!😊
Salam,
Anna