Ingin rehat sejenak? Kuala Lumpur dapat jadi pilihan menarik

Jalan Bukit Bintang
Jalan Bukit Bintang

Sedang penat di Jakarta? Perlu rehat sementara tidak banyak waktu untuk liburan panjang? Cobalah untuk memanfaatkan akhir pekan untuk short-break. Dan Kuala Lumpur bisa jadi alternatif menarik, mudah dan murah. Dari sisi jarak Jakarta-Kuala Lumpur dapat ditempuh tidak sampai 2 jam penerbangan, sedikit lebih lama dibandingkan ke Singapore atau Bali. Singapore dan Bali lebih populer dibandingkan Kuala Lumpur, tapi semua tahu di akhir pekan tiket pesawat kedua destinasi itu sulit didapat dan harga-nya pun sangat mahal. Lain halnya tiket ke Kuala Lumpur, di akhir pekan sekalipun harga tetap miring. Hotel juga  demikian, secara rerata hotel di Kuala Lumpur lebih murah dibandingkan Bali apalagi jika dibandingkan dengan hotel di Singapore.

Minggu terakhir September, sekedar membunuh penat di Jakarta saya manfaatkan akhir pekan dengan menghabiskannya di Kuala Lumpur. Tiket relatif mudah didapat dengan banyaknya penerbangan pada sektor ini. Air Asia, Lion Air, Garuda, Malaysia Airline, memiliki banyak rute di Jakarta-Kuala Lumpur. Bahkan untuk tiket pulang-pergi saya tak perlu merogoh kantong lebih dalam, Jakarta-Kuala Lumpur ditebus 350 ribu rupiah dengan Lion Air, sementara baliknya 240 ringgit dengan Malaysia Air. Gabungan tiket pergi pulang bahkan hanya bisa untuk tiket sekali jalan ke Bali. Hotel dengan beragam pilihan juga tersedia cukup banyak di Kuala Lumpur, dari kelas backpacker hingga bintang 5. Melalui travel online saya mendapatkan kamar bintang 4 seharga 700 ribu rupiah, itupun sudah di pusat keramaian Kuala Lumpur, Jalan Bukit Bintang. Meskipun tidak semudah di Singapore, akses bandara ke pusat kota Kuala Lumpur sudah cukup bagus. Tidak perlu taxi untuk sampai ke pusat kota. Ada pilihan bis, atau bisa menggunakan KLIA Express. KLIA Express melayani perjalanan Kuala Lumpur International Airport ke KL Sentral dengan perjalanan tanpa henti selama 28 menit dengan tiket seharga 35 MYR. KLIA sangat nyaman dengan penumpuang yang tidak penuh, dan interval perjalanan sekitar 15 – 20 menit. Namun jika mendarat di LCCT (terminal untuk Air Asia), terdapat bis LCCT ke KL Sentral dengan tiket lebih murah. Atau bisa juga naik KLIA Express dari LCCT dengan transit dulu di KLIA. Sesampai di KL Sentral terdapat pilihan kereta LRT ke berbagai jurusan di Kuala Lumpur. Jika ingin naik monorail dari KL Sentral Anda masih perlu jalan keluar sekitar 230 meter menuju KL Sentral Station (monorail). Saat ini sedang dikerjakan proyek untuk menyambungkan stasiun monorail agar tersambung langsung dengan KL Sentral.

Seperti halnya Jakarta, Kuala Lumpur lebih pas untuk wisata kota. Memang ada beberapa tempat menarik di sana seperti Twin Tower, KL Tower, Masjid Raya, Petaling Street, atau jika agak keluar kota dapat mengunjungi Genting. Karena tempat-tempat populer pernah saya kunjungi, saya lebih tertarik melihat turnamen tennis yang ada di Stadion Bukit Jalil. Sisanya lebih banyak dihabiskan untuk makan dan belanja. Adalah Bukit Bintang, kawasan populer bagi pelancong. Satu ruas jalan yang tidak begitu panjang itu dijejali dengan shopping mall, hotel dan tempat-tempat makan. Jalan Bukit Bintang terbelah 2 bagian, satu bagian antara Jalan Pudu hingga Jalan Ismail (lintasan monorail), sisanya terbentang hingga Pavillion Mall. Ruas pertama terlihat lebih tua, dengan mall lama. Trotoarnya juga sempit. Sedangkan ruas kedua lebih bagus karena dijejali dengan tempat belanja yang bagus deperti Lot-10, Farhrenheit88, dan yang terbaru Pavillion (mall terbesar di KL). Trotoarnya juga lebih lebih lebar dan bagus. Toko-toko dengan merek global banyak dijumpai di mall ruas kedua. Sejajar dengan Bukit Bintang terdapat Jalan Imbi yang juga dihuni beberapa mall, dengan yang terbesar adalah Berjaya Time Square. Jalan Alor juga sejajar dengan Bukit Bintang di sisi berbeda dimana pada malam hari menjadi tempat wisata kuliner.

Hati-Hati Copet
Hati-Hati Copet

Bosan belanja, coba saja untuk meluangkan waktu membaca tulisan-tulisan yang tampak. Meskipun bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Indonesia, ternyata banyak kosa-kata yang berbeda dan mungkin cukup untuk membuat tersenyum. Tulisan disamping saya temui di Bukit Bintang Monoral Station. Mencoba makanan Malaysia? Sepertinya tidak terlalu asing buat orang Jakarta, karena makanan itu juga banyak dijumpai di Jakarta seperti Nasi Lemak, Laksa, satay. yang saya temui malah sebaliknya, makanan asing lebih banyak ditemui di mall-mall kawasan bukit Bintang ini, seperti makanan Jepang, India, Thai, Korea, dan tentu makanan Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s